*Edisi kedua QFIA 2025|Pemikiran baru kelas terbuka finansial quotient
Pelajaran 9 - Lima Jebakan Newbie*
*⚠️ Lima jebakan newbie: lebih irit study fee, kamu perlu tau jebakan ini*
*Investasi tidak pernah bergantung pada "keberuntungan"*
*Terutama bagi kamu yang baru memulai, lebih perlu mengandalkan "kognisi"*
*Di Indonesia, saya bertemu banyak orang yang baru memulai. Mereka tidak kekurangan uang atau kemampuan, tapi -- tidak ada yang memberi tahu mereka bagaimana "cara investasi yang benar"*
*Jadi mereka mengambil jalan memutar yang panjang, membayar banyak uang, dan bahkan menjadi sangat kecewa dengan investasi tersebut*
*🧱 Jebakan 1: Anggap investasi sebagai "perjudian" dan bertaruh berdasarkan perasaan*
*Banyak orang membeli saham seperti membeli togel saat memasuki pasar, mendengarkan gosip dan melihat apa yang dibeli orang lain lalu mengikutinya*
*📌 Mari kita ambil contoh dari kehidupan nyata:*
*Kamu mendengar bahwa tetanggamu, Pak Budi, menghasilkan 40% dalam setahun dengan berinvestasi di BBCA, jadi kamu langsung masuk*
*Akibatnya, kamu membeli saat harga sedang tinggi, dan rugi 10% dalam 3 bulan, dan kamu berkata "pasar saham itu penipuan"*
*Ini seperti kamu melihat sekelompok orang membeli "telur keberuntungan" di pasar malam, dan kamu ingin mencobanya, tapi ketika kamu membukanya, telur itu kosong.*
*Investasi real tidak bergantung pada "keberuntungan" tapi pada "kognisi"*
*Sebelum benaran terjun untuk berinvestasi, harap tanyakan tiga pertanyaan kepada diri sendiri dengan serius*:
*🔹 Apa yang saya beli? -- Apakah kamu benar-benar memahami model bisnis dan produk utama perusahaan ini? Jangan investasikan uang kamu pada proyek yang namanya bahkan tidak dapat kamu ingat*
*🔹 Bagaimana cara menghasilkan uang? -- Mengandalkan produk? Mengandalkan layanan? Atau hanya berspekulasi pada konsep? Jika kamu bahkan tidak dapat menjelaskan logika keuntungannya, itu berarti kamu tidak punya alasan untuk holding itu*
*🔹 Apakah layak dibeli sekarang? -- Apakah harganya tinggi? Apakah ada titik beli yang lebih baik? Terkadang bukan karena kamu memilih target yang salah, tapi karena memilih waktu yang salah*
*📣 Berinvestasi bukan hanya "membeli barang", tapi juga menguji pengetahuan, logika, dan kesabaran. Kamu dapat menghasilkan uang dengan mengandalkan kognisi, mengandalkan keberuntungan tidak akan bisa bertahan lama*
*🪤 Jebakan 2: Terburu-buru saat melihat kenaikan, lari saat melihat penurunan -- mengabaikan "perspektif jangka panjang*"
*Banyak newbie yang menganggap pasar saham sebagai "mesin uang cepat" dan langsung mengejar harga tinggi saat melihat saham naik, karena takut kehilangan kesempatan menghasilkan uang;*
*Begitu terjadi sedikit callback, mereka langsung panik dan menjualnya, karena takut rugi lebih banyak*
*📍 Contoh gambaran:*
*Seperti kamu menanam pohon dan mencabutnya setiap hari untuk melihat apakah pohon itu tumbuh lebih tinggi*
*Semakin tidak sabar, semakin buruk pertumbuhannya. Berinvestasi itu seperti menanam pohon, tidak bisa tidak sabar. Semakin sering kamu mencabut bibitnya, semakin sulit untuk membantunya tumbuh*
*🧭 Pengingat penting:*
*Investasi bukanlah menambang, juga bukan membeli togel, tapi permainan long term yang membutuhkan "bunga majemuk waktu"*
*Pertumbuhan kekayaan reall bergantung pada kesabaran, bunga majemuk, dan kognisi untuk bekerja secara diam-diam*
*Yang perlu kamu lakukan adalah memilih benih yang tepat (aset berkualitas tinggi), menemukan tanah yang tepat (jalur yang baik), dan terus menyiram (investasi tetap, kesabaran), dan bukan mengamatinya setiap hari untuk melihat apakah hasilnya memuaskan*
*🎯 Singkatnya dalam satu kalimat:*
*Orang yang berpandangan pendek mendapatkan volatilitas, orang yang berpandangan jauh ke depan mendapatkan value*
*💰 Jebakan 3: Posisi berat di awal -- habiskan semua peluru sekaligus*
*Banyak investor newbie sering kali "All In" secara impulsif, menginvestasikan semua uang yang telah mereka tabung dengan susah payah di pasar sekaligus, seolah-olah semakin cepat mereka memasuki pasar, semakin cepat mereka dapat menghasilkan uang*
*Namun, mereka mengabaikan kenyataan yang kejam: naik turunnya pasar adalah hal yang normal, dan tidak memberi ruang untuk bermanuver berarti tidak memberi jalan keluar bagi diri mereka sendiri*
*Begitu pasar berbalik, semua dana terjebak, dan mereka hanya dapat menyaksikan kerugian bertambah, tapi mereka tidak berdaya, dan akhirnya harus "secara pasif mengakui kerugian"*
*📍 Contohnya:*
*Berinvestasi itu seperti membangun rumah, tidak mungkin bisa menghabiskan semua budget untuk mendekorasi ruang tamu di awal. Kamu juga harus mempertimbangkan dapur, toilet, atap, dan perabotan*
*Jika kamu menghabiskan semua uang sekaligus, bahkan tidak akan bisa memasang pintu nanti. Pembangun rumah dengan pintar akan merencanakan secara bertahap dan menyisihkan dana cadangan untuk membangun rumah yang lengkap dan aman*
*🧭 Pengingat penting:*
*Pada awal investasi, mengendalikan posisi berarti mengendalikan resiko. "Memasuki pasar secara bertahap + menyimpan amunisi" adalah keterampilan paling dasar yang perlu dikuasai oleh investor newbie*
*Karena peluang yang sebenarnya sering kali bukan saat kamu memasuki pasar, tetapi buat mereka yang siap dan sabar*
*Menyisakan ruang untuk bermanuver dapat mengambil inisiatif pada saat penting, dan bukan secara pasif mengakui kekalahan*
*🧨 Jebakan 4: Alokasi aset tunggal -- salah mengartikan "familiar" sebagai "keamanan"*
*Banyak orang mengira mereka memahami saham bank dan familiar dengan REITs tertentu, jadi mereka terjun dan menaruh semua dana mereka dalam keranjang yang sama*
*Namun jangan lupa bahwa dunia berubah setiap hari. Begitu angin berubah, kelas aset yang paling kamu "familiar" juga dapat menjadi kamp kumpulan resiko*
*📍 Misalnya:*
*Seperti kamu pergi mancing dilaut, hanya bawa satu jenis umpan, kamu mungkin pandai menangkap jenis ikan tertentu, tapi jika jenis ikan itu tidak datang hari ini, atau cuaca berubah, ikan itu tidak akan menyambar sama sekali -- maka kamu hanya bisa pulang tanpa hasil*
*Seorang nelayan yang pintar akan menyiapkan berbagai umpan dan menyesuaikan strategi sesuai dengan kondisi laut; hal yang sama berlaku untuk investor yang pintar*
*🧯 Jebakan 5: Hanya melihat harga, tidak melihat nilainya*
*"Saham ini sudah turun 80%, apakah sudah waktunya untuk membelinya?"*
*-- Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh para newbie*
*Banyak orang berpikir bahwa "kesempatan telah datang" dan bahwa mereka telah mengambil "barang murah" ketika mereka melihat harga saham anjlok dan harganya rendah. Namun, mereka mengabaikan fakta penting: penurunan harga terkadang merupakan pasar yang memberitahu kamu bahwa -- ada yang salah dengan perusahaannya*
*Kita sering mengatakan bahwa "membeli saham berarti membeli perusahaan", tetapi sayangnya banyak orang hanya melihat "angka murah" tapi tidak bertanya "apakah perusahaan tersebut layak dibeli"*
*Tapi harga saham yang rendah ≠ peluang yang baik. Terkadang, saham yang jatuh belum tentu naik lagi. Itu mungkin bukan "produk diskon", tetapi "produk bermasalah"*
*📌 Misalnya: harga saham turun dari 100 menjadi 20, yang tampaknya merupakan diskon 80%, tapi sebenarnya mungkin karena profitabilitas perusahaan anjlok, utang sangat besar, dan industri sedang menurun. Yang kamu lihat adalah penurunan harga, tapi yang dilihat pasar adalah "hilangnya nilai"*
*🎯 Saran menghadapinya:*
*Selalu ingat satu kalimat: "Membeli saham bukan berarti membeli harganya, tetapi membeli perusahaannya*"
*Jangan terkecoh dengan "murah" yang tampak di permukaan. Yang lebih penting daripada harga adalah nilai*
*Jika fundamental suatu perusahaan sudah busuk, tidak ada gunanya meskipun harganya rendah;*
*Sebaliknya, perusahaan yang bagus mungkin masih bisa mendatangkan keuntungan besar dalam jangka panjang, meskipun harganya sedikit lebih tinggi dalam jangka pendek.*
*✅ Kerjakan PR, dan pahami model laba, status keuangan, dan tren industri perusahaan*
*✅ Pelajari cara membedakan antara "peluang penurunan harga" dan "jebakan hilangnya nilai*"
*Murah dan tidak berharga lebih berbahaya daripada mahal. Daripada pungut koin di tanah, lebih baik mencari angsa yang dapat bertelur emas di masa mendatang*